Released by: Sony Music Entertainment Indonesia
Untuk anda yang menghabiskan waktu selama 4 tahun, menunggu karya terbaru dari Avril Lavigne saatnya bernafas lega. Kenapa? Album “Goodbye Lullaby” ini memiliki banyak alasan untuk menjadi wajib didengar. Tetapi rasanya yang menjadi alasan utama adalah di album ini dia kembali ke warna semula. Yah, bisa dirasakan nafas album Let Go sangat kuat. Dari track pertama sampai track terakhir.
Bukannya apa, track Girlfriend, Hot dan I Can Do Better di album The Best Damn Thing rasanya menjadi momok yang menakutkan untuk sebagian orang. Walaupun secara chart dan prestasi dia menggila dan mewabah dimana-mana, tapi Avril seperti memakai pakaian orang lain. Tidak salah menjadi beda, tetapi rasanya seperti melihat seseorang memakai pakaian yang tidak pantas untuknya.
Secara garis besar, kita akan mendengarkan album ini berisikan sebuah ucapan selamat tinggal. Sebuah ratapan putus asa? Bisa jadi sebagian besar akan menyangkanya seperti itu. Tapi disisi lain, kita akan mendengarkan sebuah keputusan tentang melupakan, tentang melanjutkan hidup. Inspirasi terbesar album ini memang datang dari sang mantan suami, Deryck Whibley.
Untuk mereka yang bertumbuh dan melalui masa-masa struggle dalam hidup bersama album Let Go, kita akan mendapatkan bayangan itu lagi di album ini. Ada beberapa track yang bercerita tentang hidup juga. Seperti di track Everybody’s Hurt, dengan iringan gitar menyanyikan Everybody hurts some days, It’s okay to be afraid, ataupun lewat track Alice yang menjadi soundtrack untuk film Alice in Wonderland, When the world’s crashing down, when I fall and hit the ground, I’ll survive.
Bisa jadi album ini merupakan album terlama dan penuh emosi yang dibuat oleh Avril. Rentan waktu 2 setengah tahun dan semua drama yang terjadi dalam hidupnya membuat album ini menjadi lebih terdengar emosional tetapi tidak berlebihan. It’s really great to be with you, This is how I could spend my life, But I’m capable of taking care of myself yang dinyanyikannya dalam Push sekedar menjadi gambaran. Seperti apa kadar emosi dalam album ini. Sejumlah lirik yang bercerita tentang hubungan bisa dengan mudah kita temukan dimana-mana dengan kadar pas dan menyenangkan.
Seluruh track dalam album ini ditulis sendiri oleh Avril dan dibantu oleh beberapa nama seperti Max Martin, Shellback, dan Evan Taubenfeld. Sebuah kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh. Sedangkan yang menjadi produser adalah Max Martin, Butch Walker, Shellback dan Deryck Whibley. Sedangkan dia menjadi produser pada track 4 Real dan Goodbye yang menjadi klimaks dari album ini. Goodbye for now, Goodbye sunshine, Take care of yourself, sebuah balada yang menjadi inti Goodbye Lullaby.
Lantas bagaimana dengan sound keseluruhan dari album ini? Kita bisa melihatnya dari 2 garis besar. Pertama, kita akan mengenali tipikal Avril yang paling mentah. Dengan dominasi gitar seperti di track Wish You Were Here ataupun Not Enough, serta dominasi piano lewat track Remember When ataupun Black Star. Track Black Star sendiri dia menjadi istimewa. Dengan dipasang sebagai track pembuka, kita akan memiliki bayangan bahwa sound album ini terasa sangat sederhana, tanpa efek synthesizer ataupun efek lainnya. Serta track ini menjadi soundtrack dari album parfum miliknya.
Pada akhirnya album ini akan terasa menyenangkan. Dalam artian kita seperti bertemu kembali dengan sahabat lama, yang terasa akrab dan hangat dengan sapaannya. Sekaligus kita akan merasa lega, bahwa Avril berhasil melalui satu evolusi dalam musiknya. Dia bisa kembali dan memiliki amunisi yang tidak bisa dianggap remeh.
yang ingin DOWNLOAD silahkan didownload disini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar